BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seperti
kita ketahui, bahasa Indonesia tidak hanya terdiri dari bahasa murni asli Indonesia
saja. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia juga menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab,
Portugis, Belanda, ataupun Inggris.
Berdasarkan
taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar yaitu:
Pertama,
unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle cock, l’ exploitation del’homme par l’homme.
Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya
masih mengikuti cara asing.
Kedua,
unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya. Misalnya saja central menjadi sentral, accomodation menjadi akomodasi,
rhythm menjadi ritme, dan scenography menjadi senografi. Selain kata-kata di
atas, tentunya masih banyak perbendaharaan kata lain yang harus disesuaikan
dengan EYD.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas,dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang di maksud kata serapan ?
2. Bagaiamana
kaidah penyerapan awalan dan akhiran dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia?
3. Bagaimana
kaidah penyerapan huruf dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia?
4. Bagaiamana
macam dan sumber bentuk serapan?
5. Apakah dampak dari penggunaan kata – kata serapan bagi
bangsa Indonesia?
1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang kata serapan.
2. Untuk mengetahui tentang kaidah penyerapan awalan dan akhiran
dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui tentang kaidah penyerapan huruf dari bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia.
4. Memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang beberapa contoh kata-kata serapan dalam Bahasa Indonesia.
5. Untuk memberikan pengetahuan tentang dampak dari
penggunaan kata–kata serapan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Unsur Serapan
Unsur serapan dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan long
march. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing
yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia dan
diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
Di
samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata
yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi,
dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar, implemen,
dan objek.
Pedoman EYD mengatur
kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa kaidah yang
berlaku misalnya c di muka a, u, o,
dan konsonan menjadi k (cubic menjadi kubik, construction
menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium menjadi akuarium,
frequency menjadi frekuensi), f tetap f
(fanatic menjadi fanatik,
factor menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadi fase, physiology menjadi fisiologi).
Akhiran-akhiran
asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Misalnya akhiran –age menjadi -ase, -ist
menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan
tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut, kesalahan
penyerapan masih sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Kata sportifitas lebih
banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula
dengan kata aktifitas dibandingkan dengan kata aktivitas.
1.2.
Kaidah Penyerapan Awalan dan Akhiran
dari Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia
Berikut
ini beberapa kaidah penyerapan awalan dan akhiran dari bahasa asing ke bahasa
Indonesia:
C
di muka a,u,o,dan konsonan menjadi k
Calomel kalomel
Construction konstruksi
Cubik kubik
C (sanskerta) menjadi s
Cabda sabda
Castra sastra
Ee (Belanda) menjadi e
Stratosffer stratosfer
System system
I, pada awal suku kata di muka
vocal,tetap i
Imbus imbus
Ion ion
Ie (Belanda) menjadi I jika lafalnya i
Variety varietas
Patient pasien
Efficient efisien
Oe (oi yunani) menjadi e
Oestrogen estrogen
Foetus fetus
Oo (inggris) menjadi u
Cartoon kartun
Proof pruf
Pool pul
Oo (Belanda) menjadi o
Kompoor kompor
Provost provos
Konsonan ganda menjadi konsonan
tunggal kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya:
Gabro gabro
Accu aki
Effect efek
Commission komisi
Ferrum ferum
Solfeggio solfegio
Tetapi:
Mass massa
Catatan:
1. Unsur pungutan yang sudah lazim
dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah
Misalnya:
Kabar
Sirsak
Iklan Perlu
Bengkel Hadir
Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x
diterima sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua
huruf itu di Indonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu
dipertahankan dalam penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan
istilah khusus.
Di
samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini
didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa
Indonesia. Akhiran itu diserap bagian kata yang utuh. Kata seperti
standarditasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata
standar,efek,dan implement.
-aat
(Belanda) menjadi –at
advokaat
advokat
plaat pelat
-age
menjadi –ase
percentage persentase
etalage etalase
-al,
-eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi –al
structural,
structureel structural
formal,
formeel formal
-ant
menjadi –an
accountant akuntan
informant informan
-archy,
-archie (Belanda) menjadi arki
anarchy,
anarchie anarki
oligarchy,
oligarchie oligarki
-ary,
air (Belanda) menjadi –er
complementary,
complementair komplementer
primary,
primair primer
-(a)tion,
-(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action,
actie aksi
publication,
publicatie publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada
padanannya dalam bahasa Inggris menjadi –il
matereel materiil
morel moril
-ein tetap ein
casein kasein
protein protein
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica
(nomina) menjadi -ik, ika
logic, logica logika
phonetics, ponetiek fonetik
ic (nomina) menjadi ik
electronic elektronik
statistic statistic
-ic, -ical, -isch (adjectiva)
menjadi –is
electronic, electronisch elektronis
economical, economisch ekonomis
-ile, -iel menjadi –il
percentile, percentiel persentil
mobile, mobiel mobil
-is, -isme (Belanda) menjadi –isme
modernis, modernisme modernisme
communis, comunisme komunisme
-ist menjadi –is
publicist publisis
egoist egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi –if
descriptive, descriptief deskriptif
demonstrative, demonstratief demonstrative
-logue menjadi –log
catalogue katalog
dialogue dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi
–logi
technology, technologie teknologi
physiology, pysiologie fisiologi
-loog (Belanda) menjadi –log
analoog analog
epiloog epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi –oid
homonoid, homonoide hominoid
anthropoid, anthropoide anthropoid
-oir(e) menjadi –oar
trotoir trotoar
repertoire repertoar
-or, -er, (Belanda) menjadi -ur, -ir
director,
directer direktur
inspector,
inspecteur inspektur
-or
tetap –or
dictator dictator
corrector corektor
-ty,
-teit (Belanda) menjadi –tas
university,
universiteit universitas
quality,
kwaliteit kualitas
-ure,
-uur (Belanda) menjadi –ur
structure,
struktuur struktur
premature,
prematuur prematur
1.3.
Kaidah Penyerapan Huruf dari Bahasa Asing ke Dalam Bahasa
Indonesia
Demi
kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan istilah
asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat
dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang di pilih lebih
cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih lebih
singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia trlalu banyak
sinonimnya.
Proses
penyerapan itu dapat dilakukan dengan atau tanpa pengubahan yang berupa
penyesuaian ejaan dan lafal.
Istilah Asing
|
Istilah Indonesia yang di anjurkan
|
Istilah Indonesia yang dijauhkan
|
Faeces
Urine
|
Anus
Feses
Urine
|
Lubang pantat
Tahi
kencing
|
|
Amputasi
Decibel
Labialisasi
Marathon
Oksigen
Kimia
|
Pemotongan (pembuangan) anggota badan
Satu ukuran kekerasan
suara
Pembundaran bibir
Lari jarak jauh
Zata asam
Ilmu urai
|
|
Disentri
energi
Horizon
narkotik
|
Sakit murus;berak darah;mejan
Daya;gaya;tenaga;kekuatan
Kakilangit;ufuk cakrawala
Madat;obatbius;candu;opium;dadah;ganja
|
1.4.
Macam Dan Sumber Bentuk Serapan
Istilah
yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar atau bentuk turunan.
Pada prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau konteksnya condong pada
bentuk jamak pemilihan bentuk tersebut dilakukan dengan pertimbangan
1. Konteks situasi dan ikatan kalimat
2. Kemudahan belajar bahasa
3. Kepraktisan.
Demi
keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah inggris yang
pemakaiannya sudah internasional, yakni yang dilazimkan oleh para ahli dalam
bidangnya. Penulisan istilah itu sedapat-dapatnya dilakukan dengan mengutamakan
ejaannya dalam bahasa sumber tanpa mengabaikan segala lafal.
Misalnya:
Bound morpheme morfem
terikat
Clay colloid koloid
lempung
Clearance volume
ruang bakar
Subdivision subbagian
A.
Pengaruh Bahasa Sansekerta
Batu
tulis di Ciaruteum Bogor, prasasti Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara
bertuliskan huruf Pallawa atau aksara Devanegari, bahasa Sansekerta, bukti
sejarah bahwa bahasa Sansekerta telah digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di
Pulau Jawa sejak abad ke-4 Masehi, bahasa yang datang dari dataran India
itu telah dikenal nenek moyang kita, yang sejak itu sampai sekarang kosakata
bahasa Sansekerta itu banyak memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa
Indonesia. Menurut KUBI ( Kamus Umum Bahasa Indonesia) yang disusun oleh
Prof. Dr.J.S. Badudu dan Prof. Moh. Zain :
1. acara, anugrah
2. agama, angsa
3. bahana, bangsa
4. bahari, berita
Bahasa Sansekerta banyak digunakan sebagai motto atau slogan
organisasi angkatan atau perkumpulan sebagai symbol dari jiwa organisasi
tersebut, kita temukan pada:
Moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, "
Bhineka Tunggal Ika " beraneka ragam tapi satu, meskipun
terdiri atas bermacam-macam suku bangsa tetapi tetap satu bangsa, satu Negara,
satu bahasa Insonesia.
a. Semboyan Angkatan Darat
Republik Indonesia, " Kartika Eka Paksa", bintang pemaku
persatuan. Kewibawaan dan kejayaan cemerlang yang memperkokoh kesatuan,
ketahanan.
b. Semboyan Angkatan Laut Republik
Indonesia, " Jalesveva Jayamahe", dilaut sangat jaya. Kita memiliki
kekuatan guna mencapai kejayaan dilaut kita yang sangat luas.
c. Semboyan Angkatan Udara
Republik Indonesia, " Swabuwana Paksa ", Kekuatan yang ampuh
demi kejayaan bumi dan udara kita.
B.
Pengaruh Bahasa-bahasa Eropa
Bangsa-bangsa di dunia Eropa sejak zaman prasejarah,
masa sebelum Masehi telah dikenal sebagai bangsa-bangsa-bangsa yang
memiliki peradaban yang telah maju, bangsa Romawi, bangsa Yunani, bangsa Jerman
dengan ras Arya, bangsa Inggris, Prancis, Portugis,, Belanda,
Norwegia, Rusia, pada masa itu telah membinakembangkan Negara mereka, telah
berinisiatif untuk memperluas wilayah Negara kekuasaannya, bermaksud membuat
koloni-koloni di luar benua Eropa.
Data sejarah menyatakan, pada abad pertengahan bangsa-bangsa
Eropa dengan pelaut-pelaut yang "ulung" tercatat nama-nama:
Magelhaeus,
Marco Pollo, Christopher Colombus, Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Abel
Jasman, mengadakan pelayaran mencari dunia baru, yang kearah barat
, Christopher Colombus, yang menemukan benua Amerika, yang ke arah Timur "
Trip to Orient " berlayar dari Eropa melalui Capetown, di ujung
benua Afrika (pada waktu itu belum ada terusan Suez) terus ke pantai
Timur Benua Afrika melewati Madagaskar terus ke India, akhirnya
sampai ke kepualauan kita, bahkan ke sebelah Timur sampai ke Australia, ke
Selandia Baru.
Para pelaut : Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke kepulauan Nusantara pada tahun 1486. Sejak itu berdatanganlah bangsa-bangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu membawa pengaruh budaya, gaya hidup dan yang paling cepat pengaruh penambahan khazabah perbendaharaan kata.
Para pelaut : Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke kepulauan Nusantara pada tahun 1486. Sejak itu berdatanganlah bangsa-bangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu membawa pengaruh budaya, gaya hidup dan yang paling cepat pengaruh penambahan khazabah perbendaharaan kata.
Berikut ini pengayaan kosakata dari berbagai bahasa
Eropa, diantaranya :
Dari Bahasa Portugis
Kebanyakan kata-kata yang
berhubungan dengan kapal, seperti : bendera, nahkoda, jendela, kemeja, dermaga,
pelana, celana, sekoci, kelasi, kemudi, algojo, sepatu, bulletin, gereja,
sepeda, serana.
Dari Bahasa Belanda
Bangsa Eropa yang datang kemudian menjadikan tanah air
Kepulauan Nusantara sebagai koloni. Sejak tahun 1596 mendirikan Batavia sejak
Gubernur Jenderal pertama Piether Both, kemudian penggantian Yan Piether
Zoen Coen tanah air ini Belanda di wilayahnya disebut Hindia-Belanda
selama labih dari 3,5 abad (350 Tahun).
Ikhwal bahasa Belanda " Holland Spreaken " pemakaiannya sangat dominan, dan sejarah mencatat bahwa :
Ikhwal bahasa Belanda " Holland Spreaken " pemakaiannya sangat dominan, dan sejarah mencatat bahwa :
"
Bahasa Belanda digunakan dikalangan pemerintah " Goverment " sebagai
bahasa resmi.
Diajarkan menjadi pengajaran utama disetiap jejang sekolah, mulai :
1. HIS ( Holland Inianche Skool ) ;
2. MULO ( Setingkat SMP )
3. AMS ( Setingkat SMA )
4. HIK (Sekolah Guru setingkat SGA )
5. STOVIA ( Sekolah Tinggi Kedokteran
di Jakarta, yang lulusannya antara lain Dr.Soetomo, Dr.Wahidin )
Disyaratkan
mahir berbahasa Belanda ketika melamar pekerjaan, terlebih-lebih untuk menjadi
pejabat atau staf pemerintahan menjadi " amtenaren " dalam bahasa
Sunda " jenenng jadi menak ". Digunakan oleh kaum intelektual, para
cendikiawan, kaum pelajar dalam berkomunikasi sehari-hari.Oleh karena itu,
pengaruh bahasa Indonesia sejak 28 Oktober 1928, terutama penambahan
perbendaharaan kosakata sangat tampak.
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda :
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda :
1.
Aktif
2.
Biokot
3.
Carter
·
C.
Pengaruh Bahasa Latin
Bahasa
Latin sebuah bahasa Eropa yang sudah " mati " yang bukan sebuah
" lingua franca " yang kosakatanya bantak dipungut digunakan dalam
istilah iptek, sains, pengetahuan social dan disiplin-disiplin ilmu lain.
Berikut
ini kosa kata asal bahasa Latin yang dipergunakan dan memperkaya khazabah
kosakata bahasa Indonesia :
1. Agitasi
2. Akta
D.
Pengaruh Bahasa Yunani
Bahasa dibenua Eropaaaa yang ikut memprkaya perbendaharaan
kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Yunani.
Berikut ini kosakata asal bahasa Yunani dipergunakan dalam
bahasa Indonesia, diantaranya dari :
1. Ekonomi
2. Farmasi
E.
Pengaruh Bahasa-bahasa Asia
Pergaulan
antarbangsa sesama orang Asia, berpengaruh terhadap saling meminjam kosakatsaling
memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa-bahasa asing.
Kosakata bahasa Indonesia diperkaya oleh
bahasa-bahasa dibenua Asia, diantaranya dari:
1. Abad
2. Ajal
3. Akhirat
4. Alim
5. Awal
6. Ziarah
Unsur
serapan, kata pungut dari bahasa Arab mengalami proses transliterasi,
alihaksara dari huruf Hijaiyah ke huruf latin bahasa Indonesia, diantaranya
penambahan konsonan jajar dua buah konsonan menjadi satu fonem, seperti kh dan
sy.
1. kh pada khusus, khidmat, akhirat,
khtulistiwa, khwatir, khisliysk, ikhsan. khotbah.
2. sy pada kata syarat, syahadat,
syahwat, syahbandar, syair, syukur, syareat, asyik, isyarat, masyarakat,
musyawarah.
Sampai
sekarang ini, baru kh dan sy yang diresmikan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan.
F.
Pengaruh Bahasa Parsi
Dimensi
sejarah, penyebaran Islam ketanah air, melalui atau dibawa oleh saudagar Parsi,
maka tidaklah mengherankan, jika kosakata bahasa parsi turut memperkaya
perbendaharaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di Republik kita
tercinta ini. Beberapa kata yang dipungut dari bahasa Parsi, menurut KUBI
(Kamus Umum Bahasa Indonesia) adalah kata dastar, dewan, sanubari, permadani,
mat, nafiri.
G.
Pengaruh Bahasa Cina
Cina
terkenal memiliki kebudayaan yang tinggi, yang paling tua, terkenal juga karena
jumlah populasi penduduk yang paling banyak di Asia dan banyak antara mereka
yang menjadi imigran, meninggalkan tanah kelahiran mereka, pergi merantau,
mencari kehidupan ke luar Cina, pergi seantero dunia. Bangsa Cina memiliki
keahlian berdagang, mereka berdagang apa saja. Maka pergaulan antarbangsa
melalui perdagangan saling mempengaruhi kosakata.
Beberapa
kosakata yang berasal dari Cina yang dimuat pada KUBI, anglo, cap, cawan,
cealat, encim, takoak, taoge, gowpe, cepe,ceban.
2.5.
Dampak dari Penggunaan Kata-kata Serapan.
Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif sebagai
berikut.
1. Dampak Positif
Penggunaan Kata – Kata Serapan
Masyarakat lebih bangga menggunakan
kata-kata serapan karena dinilai lebih modern. Para remaja juga senang memakai
kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan lebih gaul, dan sebagainya.
Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan terkenal
lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata
“discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.
2. Dampak Negatif Penggunaan Kata – Kata Serapan
Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang rendah dimata masyarakat. Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan
Bangsa Indonesia berkurang
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari penjelasan isi dan pembahasan
makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa ada sebagian kecil dari bahasa
Indonesia berasal dari bahasa asing maupun bahasa daerah yang sudah dijadikan
bahasa baku yang sesuai dengan EYD yang disebut dengan unsur serapan.
Berdasarkan taraf integrasinya unsur
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas, unsur serapan yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan unsur serapan yang pengucapan
dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Semoga
dengan pembahasan yang telah penulis sampaikan pembaca dapat memahami bagaimana
cara penulisan unsur serapan yang sesuai ejaan yang disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Chaer,
Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Uti. 2009. Detik Detik Ujian Nasional Bahasa
Indonesia. Klaten: PT Intan Prawira
Taufik, Imam. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Taufik, Imam. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Comments
Post a Comment