Skip to main content

KETERAMPILAN DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL




BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
     Abad Informasi seperti sekaran ini menghendaki manusia, lembaga bahkan Negara dapat memiliki informasi sebagai alat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan upaya tertentu sesuai dengan tingkat dan derajad manfaat dari informasi yang ingin diperoleh. Salah satu upaya untuk memperoleh informasi itu adalah dengan mencarinya pada sumber-sumber informasi, baik melalui media elektronika seperti televise, radio, internet, maupun media cetak seperti buku, bulletin, majalah, surat kabar, dll. Disamping itu diperlukan upaya menggali informasi itu dari individu atau masyarakat sekitar. Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat dari individu dan masyarakat diperlukan suatu keterampilan tertentu yang berhubungan dengan cara memilih, menyusun, menggunakan pertaanyaan, memperoleh, menganalisis menyajikan dan memanfaatkan informasi.
Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus menguasai materi/bahan yang akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu mentransfer/mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan instruksional/pembelajaran dapat dicapai dengan baik/optimal, diperlukan kemampuan/keterampilan guru untuk menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/mendorong keterlibatan siswa, oleh karena itu guru harus mampu dan terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, menggunakan media/alat bantu pembelajaran.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud keterampilan bertanya itu?
2.      Bagaimana memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaat-kan Informasi?
3.      Apakah yang dimaksud keterampilan menyusun dan menguji generalisasi?

C.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui yang dimaksud  keterampilan bertanya
2.      Memahami cara  memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaatkan Informasi
3.      Memahami  keterampilan menyusun dan menguji generalisasi


























BAB II
PEMBAHASAN



A.    KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan Tanya jawab ini terjadi di rumah, di pasar, perjalanan, di kantor, di sekolah, dan dimanapun selalu terjadi kegiatan tanya jawab.
Begitu pun halnya seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya yang optimal karena diantara beberapa provesi sebagaimana dikemukakan di atas, gurulah yang paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari. Meskipun tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan mendasar, guru pada umumnya selalu bertanya kepada muridnya. Bentuk pertanyaan bisa dilakukan kepada siswa secara individu maupun secara kelompok atau ke seluruh kelas. Dari beberapa hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan kelas maupun antara murid dengan murid.
     Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman dan memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar, juga meningkatka cara berfikir siswa, mempengaruhi secara positif, dalam pencapaian hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya dan kemampuan dirinya dalam belajar (Cuningham, 1994).
Dengan memperhatikan kutipan di atas ternyata bahwa guru tidak hanya berlatih bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga hurus memahami bagaimana pengarahan setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa di dalam kelas. Tujuan pengajuan pertanyaan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan berfikir dan melatih kebenaran siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan baik berupa kalimat Tanya maupun suruhan menuntut siswa untuk mengemukakan pendapatnya maupun untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
Contoh kalimat Tanya” Siapakah proklamator Republik Indonesia?” Pertanyaan ini adalah kalimat Tanya yang menuntut siswa untuk mwngingat kembali apa yang dipelajarinya.
Contoh kalimat suruhan” Jelaskan pendapatmu tentang hutan di Kalimantan dan di Sumatera pada tahun 2000, jika kebakaran hutan terus terjadi dan tidak bias dipadamkan dengan sempurna?”
Cara mengajukan pertanyaan yang baik dan efektif dalam proses pembelajaran, agar memperoleh hasil positif bagi kegiatan belajar siswa, bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi guru IPS. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran IPS harus berusaha agar memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan dasar mengajar.
Berbicara tentang keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. (Bolla dan Pah, 1984). Keterampilan bertanya dasar memiliki beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam menyajikan pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar, yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampian berfikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif sendiri.
Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1)      Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.
2)      Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.
3)      Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.
4)      Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.

Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan pertanyaan pun harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
1)   Pertanyaan hendaklah diajukan ke seluruh kelas, kemudian menunjuk seseorang siswa untuk nenjawabnya. Hal ini untuk memberi waktu kepada semua anak untuk befikir tentang jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2)   Tidak memancing jawaban serentak.
3)   Adakan penyebaran dan pemindahan giliran bagi siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4)   Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak agar lebih memusatkan perhatiannya pada guru pada saat guru mengajukan pertanyaan.

Beberapa alasan mengapa sseorang guru sangat penting memiliki keterampilan bertanya, antara lain:
1)      Kebiasaan guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, kebiasaan siswa dalam bertanya dapat melatih siswa untuk mengemukakan gagasan dan memperbaiki salah persepsi tentang bertanya.
2)      Kebiasaan guru menggunakan metode ceramah tidak menguntungkan bagi tercapainya tujuan pembelajaran karena cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi yang pasif.
3)      Latar belakang kehidupan anak di lingkungan keluarga dan masyarakat kurang melatih anak untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan.
4)      Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut siswa lebih banyak terlibat secara mental dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan berusah mengemukakan jawaban-jawaban dari suatu masalah yang dihadapi siswa.
5)      Adanya anggapan yang keliru tentang tujuan penggunaan pertanyaan yang hanya dianggap suatu instrument untuk menilai hasil belajar siswa.

Pembelajaran pada diri guru diantaranya ialah, dari banyak memberi informasi menjadi lebih banyak mengundang interaksi. Begitupun dari pihak siswa, dari lebih banyak mendengarkan informasi dari guru menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam bentuk menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapat.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai agar seorang guru dapat mengajukan pernyataan dengan menggunakan keterampilannya bertanya dasar yang tepat, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan antara lain ialah:
1)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2)      Memusatkan perhatian siswa terhadap mutu pokok bahasan atau konsep.
3)      Mendiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4)      Mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA).
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6)      Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahan konsep oleh siswa.
7)      Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi.
8)      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. (Bolla dan Pah; 1984).

Agar tujuan pengguna keterampilan bertanya dapat tercapai dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 
1)      Guru harus dapat memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa, sehingga anak dapat memahami suatu konsep secara logis jika pertanyaan ringkas dan jelas, serta frekuensi pertanyaan tidak terlalu tinggi untuk jarak waktu yang tidak lama.
2)      Pertanyaan yang dikemukakan guru perlu diarahkan pada pelajaran atau informasi yang dikaitkan selaras dengan materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3)      Pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang ada dalam suatu kelas agar maksud pertanyaan dapat tercerna oleh fikiran mereka.
4)      Pilihan dan penggunaan kata-kata sebaiknya seefesien mungkin.
5)      Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk mengarahkan jawaban siswa.

Pertanyaan yang diajukan oleh guru sebaiknya dipusatkan kepada dua permasalahan yaitu:
1)      Memfokuskan kepada ruang lingkup pertanyaan yang bersifat luas atau terbuka dan pertanyaan yang menyempit. Contoh pertanyaan yang terbuka atau luas” Apa akibat kepadatan penduduk bagi Negara Indonesia?” “Bagaimana cuaca berpengaruh bagi kehidupan manusia?” akan lain dengan pertanyan “Apa akibat kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja di Indonesia?” atau “Bagaimana pengaruh cuaca terhadap kehidupaan petani di Indonesia?” pertanyaan terakhir lebih terfokus kepada suatu permasalahan yang khusus. Sehingga memungkinkan siswa untuk bisa menjawabnya secara lebih terarah kepada jawaban yang dikehendaki.
2)      Memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai akibat pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang meminta dilakukannya suatu tugas sehingga lebih jelas apa yang harus dilakukan siswa secara khusus.
Contoh pertanyaan ialah :”Apa pengaruh kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja, pendidikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia?” dengan pertanyaan tersebut bermanfaat bagi siswa berfikir untuk memikirkan beberapa fokus permasalahan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang diajukan guru, maka guru perlu melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1)      Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama. Kegagalan siswa dalam menjawab pertanyaan umumnya karena kegagalan dalam memahami kata-kata atau konsep dalam pertanyaan. Guru dapat menghindari kata-kata dalam pertanyaan yang sulit dimengerti siswa.
2)      Mengajuka pertanyaan yang sederhana dan relevan dengan pertanyaan sebelumnya, misalnya dengan menunjuk dan menggunakan pengalaman siswa atau pengetahuan yang ada untuk membantu siswa menafsirkan pertanyaan.
3)      Mereview informasi yang diberikan sebelumnya ada kalanya dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan. Kegagalan dalam menjawab pertanyaan sebagai tanda bahwa reaksi pembelajaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
1)      Mengulangi pertanyaan sendiri.
2)      Mengulangi jawaban siswa.
3)      Menjawab pertanyaan sendiri.
4)      Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
5)      Pertanyaan ganda.
6)      Menunjuk salah seorang siswa sebelum pertanyaan diajukan.

Komponen-komponen bertanya lanjut adalah sebagai berikut:
1)      Pengubahan tingkat konitif dalam menjawab pertanyaan.
2)      Pengaturan urutan pertanyaan.
3)      Penggunaan pertanyaan melacak.
4)      Peningkatan terjadinya interaksi

Disamping keeterampilan bertanya yang digunakan guru dalam proses pembelajaran IPS, ada pula keterampilan bertanya yang digunakan untuk mengumpulkan data, antara lain:
1)      Wawancara (Interview)
Adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden. Jawaban-jawaban dari responden dicatat dan direkam dengan alat perekam (recorder).
2)      Penyebaran Angket
Angket merupakan alat atau teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

B.     KERAMPILAN MEMPEROLEH, MENGANALISIS, MENYAJIKAN, DAN MEMANFAATKAN INFORMASI.

1.      Keterampilan Memperoleh Informasi
   Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa seperti radio, televisi, internet, surat kabar, dan majalah dan melalui lingkungan sekitar manusia. Memperoleh informasi dengan melalui membaca buku teks atau buku sumber diperlukan keterampilan membaca yang cukup tinggi. Tidak jarang seseorang membaca suatu buku teks atau suatu sumber merasa cukup sulit menangkap apa makna atau inti permasalahan yang sedang dibaca, sehingga sulit pula menarik suatu kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya.
Untuk dapat membaca yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.:
1)   Pahamilah terlebih dahulu tema atau judul yang akan dibaca,
2)   Bacalah dengan teliti dan pahami makna alineaatau paragraph yang telah dibaca,
3)   Catat kata-kata kunci dalam bacaan yang sedang dibaca,
4)   Catat kata-kata sulit yang tidak dimengerti maknanya dan cari dalam kamus atau ensiklopedia,
5)   Tarik kesimpulan sementara tiap bab atau bagian yang telah dibaca.

Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah media massa, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah, maupun media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Melalui media massa kita dapat memperoleh informasi actual dan terkini, sehingga informasinya dapat dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh masyarakat, baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Informasi seperti ini sangat diperlukan oleh setiap orang tentang sesuatu yang terjadi di lokasi lain di luar jangkauannya.

Ada beberapa keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:
1)   Informasi dapat dengan cepat sampai si penerima informasi,
2)   Informasi yang diterima lebih actual dan terkini,
3)   Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan dan gambar-gambar atau foto-foto,
4)   Lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.,

Adapun kelemahannya adalah:
1)   Tidak semua orang memiliki alat atau sarana media komunikasi yang dibutuhkan,
2)   Memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media elektronika, orang yang selalu sibuk tidak sempat menonton televise, mendengarkan radio, dan membaca majalah serta surat kabar.
3)   Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup menyulitkan menggunakan media elektronik,
4)   Tidak semua masyarakat mampu membeli televise, berlangganan surat kabar dan majalah.

Media massa apapun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi diperlukan kecermatan dan ketelitian menerima informasi tersebut. Terkadang informasi yang diterima melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena sering terjadi intervensi dari peliput berita, yang memiliki kepentingan tertentu, walaupun demikian media massa merupakan sarana yang patut kita manfaatkan sebagai sumber untuk memperoleh informasi. Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang disampaikan kepada siswa tidak semata-mata bersumber dari buku teks, melaikan tidak jarang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar IPS tidak hanya berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi berasal dari luar kelas.


2.      Keterampilan Menganalisis Informasi
     Dalam kegiatan penelitian social seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas data atau informasi yang diperoleh langkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.
Adapun tujuan yang dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu penelitian adalah:
1)      Untuk mengidentifikasikan motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,
2)      Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,
3)      Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadia-kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti social yaitu:
1)   Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti , terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian,
2)   Alat (instrument) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori penelitian, dalam hal ini metode penelitian,
3)   Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan factual,
4)   Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.

3.      Keterampilan Menyajikan Informasi
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru hendaknya dapat menjadi guru menjadi penyaji yang baik dan menarik agar siswa memiliki minat dan perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat peraga pembelajaran. Apabila materi pembelajaran berupa angka-angka maka guru akan lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.
Salah satu contoh grafik bagan atau gambar dapat dilihat pada gambar berikut ini.
 Gambar 2.1 Contoh Grafik Jumlah Penduduk
180             190         210            240           290

                               


  2000         2001         2002           2003           2004
 









Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu: guru, materi dan siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.  Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari sifat verbalisme bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.
Seorang guru atau peneliti apabila akan menyajikan informasi secara efektif hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1)      Penyaji informasi hendaknya berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan murid dan khalayak,
2)      Informasi yang akan disajikan hendaknya dikemas secara apik dan menarik sehingga informasi yang disampaikan dipercaya oleh penerima informasi,
3)      Materi informasi yang akan disampaikan memiliki keterkaitan dengan kepentingan penerima informasi,
4)      Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan di masa yang akan datang.


4.      Keterampilan Memanfaatkan Informasi
Dalam suatu kegiatan penelitian social terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang baru dianggap bermanfaat bila ia dapat memanfaatkan dan menggunakan informasi-informasi dalam pekerjaannya sehari-hari. Dalam memanfaatkan informasi untuk merencanakan pembangunan dimasa yang akan dating ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain adalah:
1)      Informasi hendaknya benar-benar diperoleh dari sumber yang dipercaya,
2)      Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat menarik kesimpulan yang lebih objektif,
3)      Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.

C.    KETERAMPILAN MENYUSUN DAN MENGUJI GENERALISASI.

1.      Keterampilan Menyusun Generalisasi
Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi IPS. 
Fakih Salawi (1998) mengemukakan pula beberapa ketentuan tentang generalisasi yaitu:
a)      Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna,
b)      Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep,
c)      Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi,
d)      Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian,
e)      Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.

Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis.  Hal itu menuntut keterampilan, baik keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis.
Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1)      Diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan sebuah generalisasi.
2)      Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat dan representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).
3)      Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.
4)      Jangan terlalu tergesa-gesa dalam membuat generalisasi agar tidak keliru dalam mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.
5)      Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.

2.      Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji kebenaran dan keabsahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu dipahami dulu beberapa karakteristik berikut ini:
1)        Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap.
2)        Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.
3)        Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya.
4)        Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di lapangan.
5)        Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal.

Dalam menyusun, Mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi harus dilatih melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep.  Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan mengembangkan generalisasi kepada anak didik merupakan dasar yang akan membina kemampuan mengembangkan generalisasi. Generalisasi mengandung logika yang bersifat universal yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.oleh karena itu untuk mampu mengembangkan generalisasi baik bagi guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu semua menuntut keterampilan baik keterampilan fisik-biologis maupun keterampilan mental psikologis.

Langkah terakhir dalam menetapkan generalisasi ialah menguji kebenaran generalisasi itu, agar terhindar dari penyusunan generalisasi yang keliru atau salah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ada 3(tiga) langkah utama yang harus ditempuh dalam menguji generalisasi yaitu:
1)        Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.
2)        Membuktikan konsep-konsep itu apakah didukung oleh fakta-fakta.
3)        Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep apakah ada bukti nyata dilapangan.



















BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya, karena dalam tugas mengajar sehari-hari seoraang guru sangat sering mengajukan pertanyaan kepada siswanya di dalam kelas.
Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1.      Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.
2.      Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.
3.      Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.
4.      Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.
Suatu generalisasi yang baik harus didukung oleh banyak fakta sehinggakebenarannya dapat diakui semua orang. Terdapat beberapa factor yang harus diperhatikan bila seseorang ingin menyusun generalisasi, yaitu:
1.    Sikap kehati-hatian yang tinggi.
2.    Didukung oleh fakta atau data  yang akurat dan representative.
3.    Orang yang bersifat objektif dan meninggalkan sifat subyektif.
4.    Tidak tergesa-gesa melakukannya.

B.       Saran
Sebagai calon guru sebaiknya memahami materi-materi keterampilan dasar dalam ilmu sosial secara teoritis, agar dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran didalam kelas terhadap siswa di sekolah dasar. Karena guru adalah sebagai salah satu sumber belajar yang utama, tentunya harus memiliki banyak informasi, terutama informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan sosial yang akan ditransfer kepada siswa di dalam kelas.




DAFTAR PUSTAKA


Ali Mohamad R., (1993), Strategi Penelitian Pendidikan, PT Angkasa Offset, Bandung.

Massofa. 2008. Rangkuman buku konsep dasar IPS.

Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Ujang. 2011.Keterampilan dasar dalam ilmu ilmu Sosial.


Comments

Popular posts from this blog

FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan ( body of knowledge atau struktur of knowledge ) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu pola dasar bagi materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3 (tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempi

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN (DASAR DASAR PENDIDIKAN)

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal. B.        Rumusan Masalah 1.       Apa pengertian Lingkungan Pendidikan ? 2.       Apa saja Jenis-jenis Lingkungan Pendidikan ( Tripusat Pendidikan ) ? 3.       Apa saja Fung