BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam
proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia
berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu
disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope materi dan metodologi tertentu,
batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge atau struktur
of knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu
politik dan pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing
dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya.
Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan
suatu pola dasar bagi materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu
sosial, tersusun dalam 3 (tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling
sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi
(Savage dan Armstrong dalam Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998:4).
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.
Apa yang dimaksud dengan fakta,
konsep, dan generalisasi?
2.
Sejauhmana kedudukan fakta,
konsep, dan generalisasi dalam IPS?
3.
Bagaimana model pembelajaran
tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian fakta,
konsep, dan generalisasi.
2.
Mengetahui sejauhmana kedudukan
fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS.
3.
Mengetahui bagaimana model
pembelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia memberikan suatu
pola dasar bagi materi ilmu pengetahuan sosial. Struktur ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu sosial tersusun dalam 3 tingkatan, yaitu fakta, konsep dan
generalisasi. Di bawah ini akan dijelaskan pengertian dari ketiganya.
1. fakta
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang
ada/terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikajin oleh para
ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Walaupun demikian fakta memiliki
kekuatan yang terbatas unutk menjelaskan suatu masalah. Fakta menunjuk pada
kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Di bawah
ini dikemukakan beberapa contoh fakta sebagai berikut:
a)
Penduduk Indonesia
berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.
b)
Ikrar Sumpah Pemuda terjadi
pada tanggal 28 Oktober 1928.
c)
Gunung Galunggung meletus pada
tahun 1982.
d)
Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
e)
Bandung adalah Ibu Kota
Propinsi Jawa Barat.
f)
Orde Reformasi dimulai tahun
1998.
Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena
fakta dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.
Menurut Savage dan Armstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “Konsep
tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses
yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan
saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau
pengertian. Karena begitu banyaknya fakta dalam kehidupan sosial manusia, maka
tidak mungkin seorang guru dapat mengajarkan semua fakta tersebut. Oleh karena
itu, guru harus memilih fakta yang dapat membantu para siswa untuk mampu
memahami konsep dan generalisasi.
Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat pada
ilustrasi berikut. Sebagai contoh:
Seorang anak berasal dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di
bangku Sekolah Dasar sudah berjuang keras untuk menyelesaikan studinya.
Waktu di SD ia pernah berjualan es untuk menambah uang jajan yang
diberikan oleh orang tuanya yang tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP
ia berjualan Koran dan di SLTA ia pernah bekerja di suatu percetakan buku
sehabis pulang sekolah. Sampai di Perguruan Tinggi ia bekerja di sebuah
perusahaan garment. Semua pekerjaan ia lakukan dengan serius dan tekun sehingga
dapat menyelesaikan studinya sampai menjadi seorang sarjana.
Fakta di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan
atau konsep tentang cita-cita. Suatu cita-cita tidak dapat tercapai tanpa
adanya perjuangan dan pengorbanan. Siapa pun yang ingin mencapai cita-citanya
ia harus berjuang dan berkorban apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran,
dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu
cita-cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.
Dari contoh di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa beberapa
fakta yang saling berkaitan dapat membentuk suatu konsep.
Contoh lain dari beberapa fakta yang saling berkaitan untuk
membentuk konsep adalah sebagai berikut:
Indonesia selama tiga setengah abad dijajah oleh bangsa Belanda.
Sejak tahun 1908 bangsa Indonesia mulai berjuang untuk melawan penjajahan yang
dikenal dengan hari Kebangkitan Nasional. Dengan melalui perjalanan yang
panjang dengan pengorbanan tang tidak sedikit, bangsa Indonesia menyatakan
bebas dari penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah 17 Agustus 1945
bangsa Indonesia terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Setelah
merdeka bangsa Indonesia merasa kedudukannya sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia ingin menentukan nasib dan masa
depannya sendiri.
Fakta-fakta tersebut di atas tampak saling berhubungan untuk
membentuk suatu konsep atau gagasan berupa kemerdekaan. Suatu bangsa dan Negara
yang ingin merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaannya, bebas menentukan
nasibnya sendiri, kedudukan sederajat dengan bangsa lain. Jika siswa
membaca keadaan suatu bangsa lain seperti itu, maka dalam pikirannya akan
terbentuk suatu pengertian atau konsep tentang “kemerdekaan”.
Dari beberapa contoh dan ilustrasi di atas dapat dikatakan bahwa
fakta merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi atau pernah
ada dan memberikan informasi yang bermakna bagi manusia, sehingga dapat
membentuk sebuah konsep.
2. Konsep
Terdapat dua makna yang dapat ditangkap bila mendengar istilah atau
kata “konsep”. Untuk membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat
dicontohkan dengan dua kalimat berikut:
Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktek mengajar.
Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh dosen.
Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti
“rancangan” atau draff. Sedangkan pengertian atau makna kata konsep pada
kalimat kedua berarti gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran dalam pelajaran
IPS.
Yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini adalah pengertian
konsep pada kalimat kedua. Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai
penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal,
mengerti, dan memahami tentang sesuatu tersebut.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan
merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan
masalah. Apabila diperoleh sejumlah informasi misalnya; ada sebuah benda yang
dibuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang datar di atas kaki
tersebut yang dipergunakan untuk menulis; maka dengan kemampuan mental kita,
informasi atau fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi nama atau
label yaitu “meja tulis”.
Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah
pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”.
Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi dan kayu, memiliki
bensin, berjalan di darat dan dipakai untuk angkutan penumpang dan barang, maka
benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau
diabstraksian sebagai “mobil”.
Selanjutnya More dalam Skell (1995:30) bahwa: “Konsep itu adalah
sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau
sebuah gagasan”. Sedangkan Parker
menyatakan bahwa: “Konsep itu adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu”. Konsep
dapat dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh-contoh. Dari contoh di
atas menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berpikir, karena
ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep. Proses berpikir itu sering
disebut dengan istilah “konseptualisasi”, yaitu suatu yang terus menerus yang
berlangsung apabila seseorang sedang memikirkan contoh-contoh baru dari suatu
konsep. Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang
suatu konsep akan berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan,
ilmu yang dimiliki dan budaya orang melakukan konseptualisasi.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak,
luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit
misalnya; manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, Negara, barang konsumsi,
pakaian, pabrik, dan sebagainya.
Kata-kata tersebut di atas merupakan benda-benda konkrit yang dapat
dilihat, diraba, dan dirasakan. Sementara itu konsep yang bersifat abstrak
adalah; demokrasi, kejujuran, kesetiaan, keadilan, kebebasan, tanggung jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dann
lain-lain.
Terdapat beberapa konsep yang begitu luas dan atau abstrak sehingga
sulit untuk dirumuskan. Oleh karena itu harus diuraikan agar dapat dipahami,
misalnya saja konsep tentang kebudayaan, kasih sayang, dan lain-lain. Sementara
itu ada konsep yang sangat sempit, mudah dipahami, dapat dilihat dan dirasakan
dan penggunaannya pun terbatas, misal; “rumah”. Konsep dapat pula terdiri dari satu kata, misalnya “kerja”, namun bisa
pula berupa frase seperti pembagian kerja, lapangan kerja dan lain-lain.
Konsep begitu penting bagi manusia, karena konsep dapat membantu seseorang
untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep dapat
menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan
mempertimbangkan hubungan antar data. Dalam menentukan kerangka konseptual,
seseorang perlu memiliki sifat keterbukaan untuk menempatkan informasi baru
yang sedang dihadapi. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus,
konsep mempunyai penerapan yang luas dan dapat multi interpretasi (banyak
penafsiran).
Konsep dapat diperoleh seseorang dengan harus mengenal, memahami,
dan merumuskan data-data yang menjadi ciri/atribut dari suatu konsep.
Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam konsep dalam
situasi yang berbeda.
Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan
makna atau definisi yang ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa
kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut, misalnya konsep
tentang “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut berikut: (1) Kendaraan
beroda dua, (2) digerakkan dengan mesin, (3) berbahan bakar bensin. Dalam
ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dimaknai karena konsep tersebut
bersifat abstrak, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, kesetiaan, dan
lain-lain.
3. Generalsasi
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau
menyeluruh. Oleh karena itu, generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan
secara umum dari suatu gejala informasi yang kita terima yang didukung oleh
data dan fakta yang ada.
Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi merupakan
sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah
pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan
sejumlah besar informasi”. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan
pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima hari ini, mungkin pada masa
yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti yang baru
pula.
Savage dan Armstrong
(1996:26) dalam menyatakan: “Ketika
angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan dan kriminal pun
meningkat pula.”
Dari generalisasi di atas terdapat berupa konsep yaitu: konsep
pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Para siswa
sangat perlu memahami konsep-konsep tersebut sebelum ia dapat menangkap makna
dari generalisasi di atas.
Untuk melihat keterkaitan antara fakta, konsep, dan generalisasi,
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1
Struktur Ilmu Pengetahuan (Dimodifikasi Model Savage
dan Armstrong)
Gambar di atas menjelaskan bahwa untuk membentuk suatu generalisasi
pada taraf awal harus didukung oleh
sejumlah besar fakta, membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah
generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas ke
arah waktu, tempat, dan ruang atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki
daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk
membentuk dan memahami suatu generalisasi. Dengan generalisasi kita dapat
memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan
yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum (kurang
spesifik) bila dibandingkan dengan fakta. Sesuatu yang perlu digaris bawahi
adalah bahwa fakta, konsep, dan generalisasi semua penting bagi menusia. Fakta
dapat membedakan contoh-contoh konsep dan generalisasi yang lebih spesifik.
Namun demikian apabila fakta tidak memiliki keterkaitan dengan konsep dan
generalisasi, maka fakta itu hanyalah setumpuk hal yang sepele yang sedikit
kemanfaatannya.
B.
Fakta, Konsep, Dan Generalisasi Dalam IPS
1.
Fakta dalam IPS
Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004
dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang
mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
Sedangkan fungsi dari Ilmu Pengetahuan Sosial itu
sendiri fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan
negara Indonesia.
Bertitik tolak dari pengertian IPS tersebut, fakta
merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada,
kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi.
Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta
yang ada kita dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.
2.
Konsep dalam IPS
IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep
dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/ kejadian tempat dan waktu. Geografi
erdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (side),
distribusi, dan perancangan. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan
(scancity), spesialisasi (specialization), saling ketergantungan
(interdepence), pasar (market), dan konsep kebijaksanaan umun (public policy).
Pada sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok prilaku, tujuan,
norma, nilai, peran, keluwesan, dan lokasi. Sedangkan adat istiadat, etika,
tradisi, hukum dan keyakinan. Dalam psikologi terkandung konsep-konsep
kemandirian, motif, sikap, persepsi interpersonal, kelompok, norma kelompok,
konflik, dan sebagainya. Sedangkan dalam ilmu politik terkandung konsep negara,
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan,
demokrasi, dan lain-lain.
Dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial
untuk memecahkan masalah sosial, maka pada akhirnya kita harus mengambil sebuah
keputusan atau kesimpulan bagaimana hasil penyelesaian masalah yang sedang
dihadapi.
3.
Generalisasi dalam IPS
Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan
antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian,
generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.
Struktur Ilmu Pengetahuan teridir dari fakta,
konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan itu, jelas bahwa Ilmu Pengetahuan
tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi,
maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan
struktur ilmu yang ada.
Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep,
konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan
generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori
ilmu pengetahuan.
Keterkaitan dan kedudukan atau peranan
generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data,
membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian
antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan
(sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk
suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.
C.
Model Pembelajaran Konsep, Fakta, Dan Generalisasi
Dalam IPS
Memahami fakta, konsep, dan generalisasi sangatlah
penting, karena dalam membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan
terlepas dari unsur fakta, konsep, dan generalisasi. Sebagaimana telah
dikemukakan terdahulu bahwa fakta merupakan suatu informasi atau data yang
terjadi dalam kehidupan ini dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk
menjamin kebenarannya, dan memiliki kemampuan menjelaskan yang terbatas,
seperti contoh; angin berhembus, matahari terbit dari sebelah timur, Jakarta
adalah ibu kota negara Indonesia. Sedangkan konsep adalah penamaan (pemberian
label) terhadap sesuatu untuk membantu seseorang mengenal, memahami, dan
mengerti sesuatu tersebut (Fakih Samlawi, dkk : 1998). Dikatakan lebih lanjut
bahwa konsep merupakan kesepakatan bersaa untuk penamaan sesuatu sebagai alat
intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Konsep
dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk, seperti; konkrit atau abstrak, luas
atau sempit, satu kata atau frase. Konsep konkrit adalah yang berkaitan dengan
objek, lembaga, atau kejadian seperti; pulau, daratan, lautan, manusia, gunung,
barang, konsumsi, negara, partai politik, produsen, konsumen, gempa bumi,
kemarau, dan sebagainya.sementara konsep yang bersifat abstrak adalah ;
demokrasi, adaptasi, kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, keadaan,
tanggungjawab, kerjasama, hak, kesamaan, pertentangan, dan sebagainya.
Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan
makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Kebenaran suatu
generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktiannya.
Siswa Sekolah Dasar dalam proses pembelajaran
lebih cenderung untuk mempelajari hal-hal yang konkrit dari pada yang bersifat
abstrak. Oleh karena itu, seorang guru dalam membelajarkan fakta, konsep, dan
generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit yang sesuai
dengan tingkat berpikir atau perkembangan intelektual siswa.
Berikut ini adalah salah satu model pembelajaran
yang dapat diguanakn oleh guru utnuk mengkaji dan mengajar tentang fakta,
konsep, dan generalisasi; langkah-langkah pembelajarannya secara bersama-sama
disajikan sebagai berikut:
Topik/PB :
Fakta, konsep, dan generalisasi
Kelas :
V Sekolah Dasar
Tujuan :
Pada akhir pembelajaran diharapkan siswa dapat:
(1)
Menyebutkan
pengertian fakta, konsep, dan generalisasi,
(2)
Menjelaskan
hubungan antara fakta, konsep, dan generalisasi,
(3)
Menjelaskan
peranan atau kedudukan fakta, konsep, dan generalisasi dalam Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
Deskripsi :
untuk membantu siswa mengenal atau memahami fakta,
konsep, dan generalisasi, perlu menampilkan
suatu
peristiwa dan kejadian dalam kehidupan
sehari-hari,
kemudian itu yang berkaitan dengan fakta,
konsep, dan
generalisasi.
Langkah-langkah
Persiapan :
Ajukan pertanyaan pada siswa, apakah mereka pernah
istilah fakta, konsep, dan generalisasi. Bila
pernah diminta
salah seorang mengemukakan pendapatnya
tentang arti
dari fakta, konsep, dan generalisasi itu.
Penyajian :
Tampilkan di papan tulis selembar kertas manila (chart)
yang telah disiapkan pada kertas tersebut.
Tuliskan penjelasan tentang arti fakta, konsep, dan generalisasi serta
contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan yang diberikan dapat
dikutip dari buku-buku sumber dan kemukakan contohnya yang relevan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa usia Sekolah Dasar. Jelaskan pula bagaimana
peranan dan kedudukan fakta, konsep, dan generalisasi ini dalam struktur ilmu
pengetahuan termasuk IPS dan bagaiana keterkaitan dari ketiga istikah tersebut.
Pengertian
Fakta, Konsep, dan Generalisasi
Fakta
adalah suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan
dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya serta
memiliki kemampuan yang berbatas untuk menjelaskan sesuatu, contohnya; angin
berhembus, matahari terbit dari sebelah timur, Jakarta adalah ibu kota negara
Indonesia.
Konsep
adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu manusia mengenal
dan memahami sesuatu tersebut. Pendapat lain mengemukakan bahwa konsep itu
merupakan kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat berpikir dan
memecahkan masalah. Sedangkan S. Hamid Hasan mengemukakan bahwa: “Konsep itu
adalah mengabstraksikan sekelompok benda yang memiliki karakteristik sama”.
Konsep
ada berupa benda konkrit, seperti; manusia, meja, kursi, pulau, lautan dan
daratan. Sementara yang abstrak adalah; demokrasi, kejujuran, kesetiaan,
kebudayaan, kemerdekaan, dan lain-lain.
Generalisasi
adalah sejumlah konsnep yang memiliki keterkaitan dan makna atau pernyataan
tentang hubungan diantara konsep, contohnya; ketika masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat terdidik dan industri, angka kelahiran pun menurun.
Setelah
membaca penjelasan di atas, ajukan pula pertanyaan-pertanyaan berikut kepada
siswa:
(1)
Bagaimana
kedudukan dan peranan fakta, konsep, dan generalisasi terhadapa struktur ilmu
pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Sosial?
(2)
Bagaina
hubungan atau keterkaitan antara ketiga istilah tersebut?
(3)
Dan apa pula
perbedaan antara ketiga istilah tersebut?
(4)
Mengapa
seorang calon ilmuan dan ilmu pengetahuan sosial harus memiliki pengetahuan
tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam ranggka membuat suatu
teori-teori?
(5)
Apa yang
hendak Anda lakukan ketika Anda membuat generalisasi yang keliru?
Penutup :
Ajukan kepada kelas “apakah yang telah kita pelajari hari?
Mengapa
materi tersebut penting untuk dipelajari?”
Setelah siswa memahami
secara definitif ketiga istilah tersebut, mereka harus dapat mengemukakan
contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari sekaligus harus dapat membedakan
ketiganya.
Untuk memantapkan
pemahaman siswa tentang fakta, konsep, dan generalisasi maka para siswa perlu
memahami kata-kata kunci berikut ini:
Kata-kata kunci:
Informasi, data kehidupan,
kesepakatan, pemahaman, label, makna, keterkaitan, pemecahan masalah, konkrit,
abstrak, intelektual, berpikir.
Setelah siswa memahami
kata-kata kunci tersebut, guru menyuruh siswa mengisi titik-titik pada kolom
label di bawah ini.
Petunjuk :
Isilah kolom titik pada
tabel di bawah ini dengan kata-kata; fakta, konsep, dan generalisasi.
No
|
Pernyataan
|
Jawaban
|
1
2
3
4
5
6
|
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945
Meja, kursi, rumah, gunung.
Demokrasi, kejujuran, kebudayaan, dan
kemerdekaan
Matahari terbit dari sebelah timur
Angin darat berhembus pada malam hari
Makin banyak jumlah penduduk, makin meningkat
angka pengangguran
|
1. .......
2. .......
3. .......
4. .......
5. .......
6. .......
|
Apabila siswa telah
mengerjakan soal di atas dengan jalan mengisi titik-titik yang telah
disediakan, selanjutnya siswa disuruh mengikuti penjelasan berikut ini.
Dalam membelajarkan materi
tentang fakta, konsep, dan generalisasi dapat menggunakan strategi metode,
pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:
1. Strategi
Untuk materi initepat sekali menggunakan strategi
pemberiancontoh dan ilustrasi kepada kelompok maupun kepada individu, agar
siswa lebih cepat memahami tentang apa itu fakta, konsep dan generalisasi.
2. Metode
Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan
kondidi siswa agar materi dapat diterima oleh siswa dan tidak membosankan, yang
penting efektif dan efisien.
3. Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang
bertuliskan materi pelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi serta
masing-masing contohnya.
4. Evaluasi
Dapat menggunakan beberapa item tes yang disusun
guru dan dilaksanakan secara tertulis setelah proses pembelajaran selesai (tes
akhir).
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat di ambil beberapa kesimpulan. Yaitu:
1.
Fakta adalah
suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan
dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya serta
memiliki kemampuan yang berbatas untuk menjelaskan sesuatu. Konsep adalah
penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu manusia mengenal dan
memahami sesuatu tersebut. Sedangkan generalisasi adalah sejumlah konsnep yang
memiliki keterkaitan dan makna atau pernyataan tentang hubungan diantara
konsep.
2.
Fakta,
konsep, dan generalisasi memiliki keterkaitan antara satu sama lain dan tidak
dapat dipisah untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan.
3.
Dalam
membelajarkan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi dapat menggunakan
strategi metode, pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:
·
Strategi
Untuk materi ini tepat
sekali menggunakan strategi pemberiancontoh dan ilustrasi kepada kelompok
maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahami tentang apa itu fakta,
konsep dan generalisasi.
·
Metode
Metode yang digunakan
dapat disesuaikan dengan kondidi siswa agar materi dapat diterima oleh siswa
dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien.
·
Media
Dapat menggunakan kertas
manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta, konsep, dan
generalisasi serta masing-masing contohnya.
·
Evaluasi
Dapat menggunakan beberapa
item tes yang disusun guru dan dilaksanakan secara tertulis setelah proses
pembelajaran selesai (tes akhir).
B.
Saran
Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami fakta,
konsep, dan generalisasi dengan baik. Agar pengajaran IPS dapat berjalan dengan
lancar.
daftar pustaka
Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 1998/1999.
Konsep Dasar IPS. Jakarta: Dekdikbud. Ditjen. Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Savage, V.T. dan Armstrong, G.D. (1996). Effective Teaching in Elementary Social
Studies. (Third Edition). Englewood Cliffs, New Yersey: Prentice-Hall, Inc.
Skeel, Dorothy J. (1995), Elementery Sosial
Studies: Challenges for Tomorrow’s World. Orlando, Florida : Harcourt Brace
& Company.
Comments
Post a Comment