BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanda baca sering sekali
luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa sadar kita sering sekali salah
dalam menggunakan tanda baca atau bahkan
tidak menggunakannya sama sekali. Padahal penggunaan tanda baca adalah salah
satu indikator baku tidaknya kalimat tersebut. Tanda baca adalah simbol yang
tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa,
melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda
baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek
tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan
penulis. Pedoman penulisan tanda baca akan diuraikan pada makalah
ini.
1.2 Rumuan Masalah
Pada masalah ini, kami akan
menjelaskan bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar. Di
sini kami menuliskan macam -macam tanda
baca beserta aturan letak penggunaan dan fungsi dari macam-macam tanda
baca tersebut, sehingga kita bisa memahami bagaimana cara penggunaan
tanda baca yang baik dan benar, karena dalam aturan penggunaan tanda baca,
banyak sekali masalah- masalah penulisan tanda baca yang kurang tepat sehingga
terkadang sulit untuk memahami isi tentang tulisan yang ditulis dalam sebuah
karya tulis.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai
dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang
ada
2.
Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan
tanda baca
3.
Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca
yang baik dan benar
4.
Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda
baca yang baik dan benar
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penggunaan tanda baca yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Tanda Baca
Ejaan yang
disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan
EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16
agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah
rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa
indonesia resmi. EYD mencakup
penggunaan dalam penggunaan macam-macam huruf, huruf besar (kapital), huruf miring, tanda baca, penulisan kata dan unsur serapan.
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca
supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan
tujuan dan kecocokannya.
Tanda baca adalah simbol
yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang.
Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung
pada pilihan penulis.
Tanda baca sering sekali
luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa sadar kita sering sekali salah
dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali.
Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu indikator baku tidaknya kalimat
tersebut. Ada
banyak sekali tanda baca yang bisa kita gunakan, diantaranya adalah titik,
koma, tanya, dan lain-lain.
2.2 Macam-macam
Tanda Baca
Tanda Baca adalah rambu-rambu tanda yang berfungsi untuk memahami suatu
teks bacaan. Adapun macam-macam tanda baca yaitu:
1. Tanda Titik
(.)
Tanda titik adalah tanda baca yang
digunakan untuk menandai akhir dari sebuah kalimat dalam
berbagai bahasa. Tanda ini
terdiri atas titik kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah
kalimat, seperti di akhir kalimat. Adapun jenis-jenis tanda titik adalah
sebagai berikut.
a.
Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Apabila
dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
Contoh:
·
Saya suka makan nasi.
·
Hana
menanyakan kapan ayahnya akan pulang.
·
Ayahku tinggal di Solo.
·
Biarlah mereka duduk di sana.
·
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
·
Muhayat sedang mengetik.
·
Ina’ul sedang bernyanyi.
Tanda titik tidak digunakan pada
akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik. (Lihat juga Bab III,
Huruf I.)
Contoh:
·
Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
·
Dia memerlukan meja, kursi, dsb.
·
Dia mengatakan, "kaki saya
sakit."
b.
Tanda titik dipakai pada
akhir singkatan nama orang.
Contoh:
·
Irwan S. Gatot
·
George W. Bush
·
M.
Malik
·
Abd.
Shomad
·
F.
Rahman
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak
dipergunakan.
Contoh:
Contoh:
·
Dwiki Halla Saputra
·
Azis Setiawan
·
Toni Mustakim
c.
Tanda titik dipakai
pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
·
Dr. (doktor)
·
S.E. (sarjana ekonomi)
·
Kol. (kolonel)
·
Bpk. (bapak)
·
Proff.
Daniel
·
KH.
Abdurrahman
·
Jend.
Sudirman
·
Proff.
Dr. Ir. KH. Andre Pradana, S hum. M hum.
·
Ir. Gatot Subroto M.ag
d.
Tanda titik dipakai
pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
·
dll. (dan lain-lain)
·
dsb. (dan sebagainya)
·
tgl. (tanggal)
·
hlm. (halaman)
·
a.n (atas nama)
·
dkk. (dan kawa-kawan)
e.
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka
waktu.
Contoh:
·
Jam 7.10.12 (jam 7 lebih 10 menit 12 detik)
·
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
·
Jam 06.30.10 (jam 6 lebih 30 menit 10 detik)
·
Jam 09.10.05 (jam 9 lebih 10 menit 05 detik)
f.
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya dan mata uang yang
menunjukkan suatu jumlah.
Contoh:
·
Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
·
Jumlah peserta yang hadir adalah 1.870.500.
·
Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12.000
orang.
·
Penduduk Jakarta lebih dari 11.000.000 orang.
·
Ibu membeli ikan seharga Rp75.500,00
g.
Tanda titik tidak
dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan, kelipatannya, atau tanggal yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
·
Nama Ivan terdapat pada halaman 210 dan dicetak tebal.
·
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
·
Inaul Fitria lahir pada 30 September 1996.
·
Nomor Hpnya Ahmat Muhayat itu 083854521369.
·
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
h.
Tanda titik tidak
dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh:
·
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
·
SMA (Sekolah Menengah Atas)
·
PT (Perseroan Terbatas)
·
WHO (World Health Organization)
·
UUD (Undang-Undang Dasar)
·
SIM (Surat Izin Mengemudi)
·
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
·
rapim (rapat pimpinan)
i.
Tanda titik tidak
dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang dibawah ribuan.
Contoh:
·
Cu (tembaga)
·
O2
·
Ca
·
Kg
·
Cm
·
52 cm
·
Rp350,00
j.
Tanda titik tidak
dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi,
tabel, dan sebagainya.
Contoh:
·
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional
·
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
·
Salah Asuhan
·
Ayat
Ayat Cinta
·
Cintaku
Digondol Kucing
·
Cara
Menanam Padi
·
Artikel
tentang Kesehatan
k.
Tanda titik digunakan untuk penanda angka atau huruf pada
bagan, ikhtisar ataupun bagan.
Contoh:
·
A. Penggunaan Tanda Baca Sesuai EYD
1. Penggunaan Tanda Titik
2. Penggunaan Tanda Koma
3. Penggunaan Tanda Tanya, dst.
·
II. Manajemen Pembelajaran
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Penilaian/Evaluasi
·
VI. Departemen Dalam Negeri
A. Direktoral Jenderal Pembangunan
Masyarakat Desa
B. Direktoral
Jenderal Agraria
1. ...
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun
sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
•1.1 •1.2.1
•1.2 •1.2.1.2
•1.1 •1.2.1
•1.2 •1.2.1.2
l.
Digunakan dalam penulisan daftar pustaka untuk
memisahkan nama penulis, tahun, judul buku, dan lain-lain.
Contoh:
·
Nugraha, Aria. 2015. Panduan Menggunakan Tanda Baca Sesuai EYD. Bandar Lampung: Bintang
Pustaka.
·
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa, dan Anton Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
Weltevreden: Balai Poestaka.
m.
Tanda titik tidak digunakan untuk alamat pengirim maupun penerima surat.
Contoh:
·
Yth. Bpk. Hilmy
musta’in Saputra
Jln. Pacar Keling 2/10
Surabaya
·
Yth. Bpk. Moh. Hasan
Jalan Arif
Rahmad 43
Palembang
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma adalah tanda baca yang
memiliki bentuk mirip tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa
jenis huruf
menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang
lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.Tanda koma
digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya
sebagai pemisah. Adapun jenis-jenis dari tanda koma adalah
sebagai berikut.
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.
Contoh:
·
Saya menjual baju, celana, dan topi.
·
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
·
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus
memerlukan perangko.
·
Ibu membeli macam-macam sayuran seperti
kangkung, bayam, wortel, dan lobak.
·
Filda
pergi ke super market membeli es krim, cokelat, permen.
·
Urutan satu, dua, tiga silahkan masuk.
Catatan:
Dengan koma sebelum "dan",
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. Catatan:
tanpa koma sebelum "dan".
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
dan melainkan.
Contoh:
·
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
·
Ivonda
tidak jadi pergi ke Madura, akan tetapi pergi ke bali.
·
Abdullah
ingin pergi ke pare, tapi dia harus ngajar ngaji.
·
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak
Kasim.
c.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
·
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
·
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
·
Karena
mendadak sakit, Adiba tidak jadi liburan.
·
Karena harga bensin akan naik, banyak orang yang
membeli bensin.
Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Contoh:
·
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
·
Adiba
tidak jadi liburan karena mendadak sakit.
·
Banyak orang yang membeli bensin karena harga bensin
akan naik.
d.
Tanda koma dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Contoh:
·
Oleh karena itu, kamu harus datang.
·
Jadi, saya tidak jadi datang.
·
Oleh karena itu, aku harus rajin belajar.
·
Dora
rajin belajar, oleh karena itu dia selalu mendapat nilai
bagus.
·
Penjual
bakso itu selalu bersyukur, mekipun dagangannya sepi pembeli.
e.
Tanda koma dipakai di
belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal
kalimat.
Contoh:
·
O, begitu.
·
Wah, bukan main.
·
Wah, indah sekali pemandangan itu.
·
Hey, kamu kok cantik sekali.
·
Wah, saya kok ngganteng sekali ya.
f.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
·
Kata adik, "Saya sedih sekali".
·
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
·
"Saya gembira sekali," kata Ibu,
"karena lulus ujian."
·
Pak Hilmy berkata, “Sesuatu yang banyak pembelaan itu
biasanya lemah”
·
Pak Ezith berkata, “ Tabunglah teori
sebanyak-banyaknya”
·
Ibu berkata, “Ambilkan baju itu!”
g.
Tanda koma dipakai di
antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
·
Medan, 18 Juni 1984
·
Medan, Indonesia.
·
Aku bertempat tinggal di Jalan Merdeka,
Tanjung Bintang, Bandar Lampung, Lampung.
·
Bpk.
Andre, Jalan Jeruk no 8, Kecamatan Mangga, Surabaya, Indonesia.
·
Tulungagung,
5 Januari 2009.
h.
Tanda koma dipakai
untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
·
Lanin, Ivan, 1999. Cara
Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
·
Muhayat, Ahmat. 2004, Seluk Beluk Linguistik, Surabaya:
Gramedia Press.
·
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik
Internasional. Jakarta: Restu Agung.
·
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa
Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
·
Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia.
Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran
i.
Tanda koma dipakai di
antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
·
Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP
Indonesia, 1990), hlm. 22.
·
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik
Internasional. Jakarta: Restu Agung.
·
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa
Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
·
Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia.
Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran
·
Poerwadarminta, W.J.S. Bahasa
Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967),
hlm. 4.
j.
Tanda koma dipakai di
antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
·
Rinto Jiang, S.E.
·
B. Ratulangi, S.E.
·
Ny. Khadijah, M.A.
·
Bambang Irawan, S.H.
·
Siti Aminah, S.E., M.M.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah,
M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas
Agung).
k.
Tanda koma dipakai di
muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan
angka.
Contoh:
·
33,5 m
·
Rp10,50
·
12,5 m
·
27,3 kg
·
Rp500,50
·
Rp750,00
Catatan:
Bandingkan
dengan penggunaan tanda titik yang dimulai dengan angka desimal atau di antara
dolar dan sen.
l.
Tanda koma dipakai
untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
·
Pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
·
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
·
Di daerah kami, misalnya, masih banyak
orang laki-laki yang makan sirih.
·
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan,
mengikuti latihan paduan suara.
Catatan:
Bandingkan
dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit dengan tanda koma.
Misalnya:
·
Semua siswa yang lulus ujian akan
mendapat ijazah.
m.
Tanda koma dipakai
untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.
Contoh:
·
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
·
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan
bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini.
·
Atas perhatian Saudara, kami ucapan terima kasih.
·
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan
terimakasih.
Catatan:
·
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
·
Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.
n.
Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
Contoh:
·
"Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
·
“Masuk!” perintah petugas keamanan.
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma adalah tanda baca
dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada kalimat
dan pemotongan pada suatu daftar. Dalam bahasa
Inggris, semicolon, istilah bahasa Inggris untuk tanda titik
koma, digunakan secara umum mulai tahun 1591. Ben Jonson
adalah penulis berbahasa Inggris terkemuka pertama yang menggunakan tanda ini
dengan sistematis. Berikut macam-macam tanda titik koma.
a. Tanda
titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Contoh:
·
Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku buku
yang baru dibeli ayahnya.
·
Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di
ruang kerjanya; Adik membaca di teras depan; saya sendiri asyik memetik gitar
menyanyikan puisi-puisi penyair kesayanganku.
b. Tanda
titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang
berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir
tidak perlu digunakan kata dan.
Contoh:
·
Persyaratan mendaftar polisi adalah sebagai berikut.
1)
Sehat jasmani dan rohani;
2)
Bekewarganegaraan Indonesia;
3)
Mematuhi peraturan yang ada.
·
Syarat syarat penerimaan pegawai negeri sipil di
lembaga ini:
1) berkewarganegaraan
Indonesia;
2) berijazah
sarjana S1 sekurang-kurangnya;
3) berbadan
sehat;
4) bersedia
ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Tanda
titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila
unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
·
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan
kaos; pisang, apel, dan jeruk.
·
Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris,
dan bendahara; penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program
kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
4.
Tanda
Titi Dua (:)
Tanda
titik dua adalah tanda baca
yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan di tengah
garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda
titik dua bervariasi antara berbagai bahasa
dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda. Sebagai aturan
umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini
memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah
dijelaskan sebelum tanda tersebut. Adapun macam-macam tanda titik dua sebagai
berikut.
a. Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:
·
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi,
meja, dan lemari.
·
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:
hidup atau mati.
Catatan:
·
Tanda titik dua tidak dipakai jika
rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
·
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
·
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan
Jurusan Ekonomi Perusahaan
b.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
·
Ketua : Ahmad
Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
·
Tempat :
Ruang Sidang Nusantara
Pembawa
Acara : Bambang S.
Hari,
tanggal :
Selasa, 20 Oktober 2016
Waktu :
09.00-10.00
c. Tanda
titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
·
Ibu :
“Bawa kapor ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
d. Tanda
titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
·
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
·
Surah Yasin: 9
·
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman
Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahas
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung
atau - adalah tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan dua
kata atau memisahkan dua suku kata. Berikut macam-macam tanda hubung.
a.
Tanda hubung menyambung suku-suku kata
yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
·
Di samping cara lama diterapkan juga ca-
ra baru
....
·
Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga-
ding yang
takretak.
b.
Tanda hubung menyambung awalan dengan
bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang
mendahuluinya pada pergantian baris.
Contoh:
·
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
·
Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
·
Senjata ini merupakan sarana pertahan-
an yang
canggih.
c.
Tanda hubung digunakan untuk menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
·
anak-anak
·
berulang-ulang
·
kemerah-merahan
d. Tanda
hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata
yang dieja satu-satu.
Contoh:
·
8-4-2008
·
p-a-n-i-t-i-a
e.
Tanda hubung boleh dipakai untuk
memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (b) penghilangan
bagian frasa atau kelompok kata.
Contoh
·
ber-evolusi
·
dua-puluh ribuan (20 x 1.000)
·
tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung
jawab sosial dan kesetiakawanan sosial)
·
Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan
besok
Bandingkan
dengan:
·
be-revolusi
·
dua-puluh-ribuan (1 x 20.000)
·
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
f.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
1)
se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
2)
ke- dengan angka,
3)
angka dengan –an,
4)
kata atau imbuhan dengan singkatan
berhuruf kapital,
5)
kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
6)
gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Contoh:
·
se-Indonesia
·
peringkat ke-2
·
tahun 1950-an
·
hari-H
·
sinar-X
·
mem-PHK-kan
·
ciptaan-Nya
·
atas rahmat-Mu
·
Bandara Sukarno-Hatta
·
alat pandang-dengar
g.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
·
di-smash
·
di-mark-up
·
pen-tackle-an
6.
Tanda
Pisah (–)
Tanda
pisah (bahasa Inggris:
dash)
adalah tanda baca
yang secara tampilan mirip dengan tanda hubung,
tapi lebih panjang dan memiliki fungsi yang berbeda. Ada dua simbol
paling umum dari tanda ini, yaitu "–" (bahasa
Inggris: en dash
yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital "N") dan
"—" (bahasa Inggris: em dash yang lebarnya kurang
lebih sama dengan huruf kapital "M"). Adapun macam-macam tanda pisah
sebagai berikut.
a. Tanda
pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Contoh:
·
Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus dipertahankan.
·
Keberhasilan itu–saya yakin–dapat dicapai kalau kita
mau berusaha keras.
b. Tanda
pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
·
Rangkaian temuan ini–evolusi, teori kenisbian, dan
kini juga pembelahan atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
·
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia–amanat Sumpah
Pemuda–harus terus ditingkatkan
c.
Tanda pisah dipakai di antara dua
bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Contoh:
·
Tahun 1928–2008
·
Tanggal 5–10 April 2008
·
Jakarta–Bandung
Catatan:
Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan
keterangan tambahan pada akhir kalimat.
Contoh:
·
Kita memerlukan alat tulis–pena, pensil, dan kertas.
·
(Bandingkan dengan Bab III, Huruf D, kaidah 1.)
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua
buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
7.
Tanda
Tanya (?)
Tanda tanya
adalah salah satu tanda baca yang digunakan untuk menandakan akhir
kalimat pada kalimat pertanyaan. Adapun macam-macam tanda tanya sebagai
berikut.
a. Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
·
Kapan dia berangkat?
·
Saudara tahu, bukan?
b. Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
·
Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
·
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
8.
Tanda
Seru (!)
Tanda
seru
adalah tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi
atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering
menandai akhir suatu kalimat.
Tanda seru umum ditemukan di berbagai bahasa
dan sistem tulisan, meskipun dengan variasi
makna dan simbol.
Tanda seru
dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang
kuat.
Contoh:
·
Alangkah indahnya taman laut ini!
·
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
·
Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
·
Merdeka!
9. Tanda Elipsis (...)
Tanda
elipsis (bahasa Yunani:
élleipsis, "penghilangan") adalah tanda baca
yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kata
atau frasa
dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran
yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat,
penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis).
Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik
(...) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).
Adapun macam-macam tanda elipsis sebagai berikut.
a.
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus.
Contoh:
·
Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan.
·
Jika Saudara setuju dengan harga itu ...,
pembayarannya akan segera kami lakukan.
b. Tanda
elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan.
Contoh:
·
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih
lanjut.
·
Pengetahuan dan pengalaman kita ... masih sangat
terbatas.
Catatan:
1) Tanda
elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
2) Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik:
3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai
akhir kalimat.
3) Tanda
elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.
Contoh:
Dalam
tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....
10. Tanda Petik (“ ”)
Tanda
petik atau tanda kutip (bahasa Inggris:
quotation mark)
adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk
menandai ucapan, kutipan,
frasa,
atau kata.
Ada dua jenis tanda petik, yaitu tunggal (‘. . .’) dan ganda (“. . .”). Dalam bahasa Indonesia,
istilah tanda petik umumnya merujuk pada tanda petik ganda atau
disebut juga tanda petik dua. Sedangkan istilah tanda petik tunggal
biasanya disebut secara spesifik.
Tergantung
pada jenis huruf,
tanda kutip pembuka dan penutup bisa berbentuk serupa atau berbeda antara kiri
(pembuka) dan kanan (penutup). Tanda petik penutup mirip dengan tanda penyingkat
(apostrof), simbol prima,
dan juga dengan tanda dito,
meskipun keempatnya memiliki fungsi yang berbeda. Adapun macam-macam tanda
petik sebagai berikut.
a. Tanda
petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
·
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia. "
·
Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi. "
·
"Saya belum siap," kata dia, "tunggu
sebentar!"
b. Tanda
petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
·
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5
buku itu.
·
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap
Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat
Madani.
·
Bacalah "Penggunaan Tanda Baca" dalam
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
·
"Makalah "Pembentukan Insan Cerdas
Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.
c. Tanda
petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
·
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan
ralat" saja.
·
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal
dengan nama "cutbrai".
Catatan:
1) Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
·
Kata dia, "Saya juga minta satu."
·
Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut?"
2)
Tanda baca penutup kalimat atau bagian
kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
·
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri
tidak tahu sebabnya.
·
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan "Si
Hitam".
3) Tanda
petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis
sama tinggi di sebelah atas baris.
4) Tanda
petik (") dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. (sama dengan di
atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk daftar.
Contoh:
Zaman bukan Jaman
Asas “ Azas
Plaza “ Plasa
Jadwal
“ Jadual
Bus “ Bis
11. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
a. Tanda
petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan
lain.
Contoh:
·
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring'
tadi?"
·
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak
anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak
Hamdan.
b. Tanda
petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Contoh:
·
Terpandai ‘paling’ pandai.
·
Retina ‘dinding mata sebelah dalam’.
·
Mengambil langkah seribu ‘lari pontang
panting’.
c. Tanda
petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah
atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M).
Contoh:
·
Feed-back ‘balikan’
·
Dress rehearsal ‘geladi bersih’
·
Tadulako ‘panglima’
12. Tanda Kurung (( ))
Tanda kurung
(bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca
yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk
memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain. Adapu macam-macam tanda
kurung sebagai berikut.
a. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
·
Anak itu
tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
·
Dia tidak
membawa SIM (surat izin mengemudi).
Catatan:
Dalam
penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.
Contoh:
·
Saya sedang mengurus perpanjangan kartu
tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai
keperluan.
b. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
Contoh:
·
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama
tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
·
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru pasar dalam negeri.
c. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:
·
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a).
·
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
d. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
Contoh:
·
Faktor produksi menyangkut masalah (a)
bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
·
Dia harus melengkapi berkas lamarannya
dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat
keterangan kesehatan.
Catatan:
Tanda
kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan
perincian yang disusun ke bawah.
Contoh:
·
Kemarin kakak saya membeli
1) buku,
2) pensil,
dan
3) tas
sekolah.
13. Tanda
Kurung Siku ([ ])
Tanda kurung
(bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca
yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan
atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.
a. Tanda
kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di
dalam naskah asli.
Contoh:
·
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
·
Ia memberikan uang [kepada] anaknya.
·
Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia
jatuh pada hari Selasa.
b.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
·
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya
dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
14. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring
adalah tanda baca yang berbentuk garis
hampir vertikal yang bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian
bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.
Adapun
macam-macam tanda garis miring sebagai berikut.
a. Tanda garis miring dipakai di dalam
nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Contoh:
·
No. 7/PK/2008
·
Jalan Kramat III/10
·
tahun ajaran 2008/2009
b. Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap,
dan ataupun.
Contoh:
·
dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan
lewat darat atau laut)
·
harganya Rp25,00/lembar (harganya
Rp25,00 tiap lembar)
Catatan:
Tanda
garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan
dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')
Tanda penyingkat
atau apostrof adalah tanda baca
pada bahasa
yang menggunakan alfabet Latin atau alfabet
tertentu lainnya.
Tanda ini mirip dengan penutup tanda petik
tunggal dan juga dengan simbol prima,
meskipun memiliki fungsi yang berbeda.
Contoh:
·
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
·
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
·
1 Januari '88 ('88 = 1988)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca
supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan
tujuan dan kecocokannya.
Tanda baca sering sekali
luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa sadar kita sering sekali salah
dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali.
Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu indikator baku tidaknya kalimat
tersebut. Ada
banyak sekali tanda baca yang bisa kita gunakan, diantaranya adalah titik,
koma, tanya, dan lain-lain.
3.2 Saran
Semoga
makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan para
pembaca sekalian. Diharapkan para pembaca tidak hanya membaca tetapi juga
memahami dan mengimplementasikannya dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Untuk
kesempurnaan makalah ini kami mohon kritik dan saran kepada rekan-rekan dan
dosen pengampu, agar kami selaku penyusun bisa memperbaki kekurangan-kekurangan
dari makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung:
Yrama Widya.
Comments
Post a Comment